1001, daring oh daring!

76





4 Cara Menguji Protein

143

Kemarin kita sudah paham protein di dalam tubuh, bahkan dikatikan dengan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Sekarang kita lanjutkan pengetahuan kita tentang protein.
Ada berbagai macam jenis makanan di sekitar kita. Masing-masing makanan tersebut secara umum mengandung lima jenis gizi, yaitu sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral, dan sumber mineral. Tidak ada satu jenis makanan pun yang dapat memenuhi kelima gizi tersebut, oleh karena itu setiap hari kita disarankan untuk mengkonsumsi aneka jenis makanan, agar kebutuhan gizi tubuh kita terpenuhi.
4 sehat 5 sempurna adalah panduan makan yang paling gampang, yang dapat kita terapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi kita sehari-hari (jadi jangan cuma beli biting-bitingan, cireng, makaroni terus ya..sisihkan uang jajanmu untuk beli jus, susu, keju, cap cay, dsb, jadi sehat tubuhmu, dan kebal terhadap aneka jenis penyakit).
Oke, berikut aneka jenis makanan sehat.
Lalu bagaimana kita mengetahui makanan kita sebagai sumber protein.
Para ahli dapat mengetahui mana makanan yang banyak mengandung protein dan mana yang tidak dengan menggunakan beberapa pengujian,

1. Uji Biuret
Masih ingatkah kamu pada pelajaran yang lalu, protein tersusun atas asam amino-asam amino, antar asam amino itu diikat oleh ikatan pepetida (buka link berikut:https://dunia-mikroorganisme.blogspot.com/2020/03/23-ciri-ciri-protein.html ) Nah, uji Biuret ini digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada suatu bahan pangan. Kalau di bahan pangan tersebut ada ikatan peptidanya, berarti bahan pangan tersebut mengandung protein.
Bahan kimia yang digunakan adalah Cu2+. Makanan yang mengandung protein, jika direaksikan dengan reagen Biuret, akan terjadi reaksi antara ikatan peptida dengan Cu2+ dan terbentuk warna ungu.
Gambar: Uji Biuret

2. Uji Kjeldahl
Gambar: Uji Kheldahl
Uji ini sedikit lebih rumit, tapi dapat dilakukan kok, nanti di sekolah. Uji ini digunakan untuk mengetahui kandungan Nitrogen (N) kasar yang ada pada bahan makanan. Seperti pada gambar di atas, bahan kimia yang digunakan adalah H2SO4, Na2SO4, NaOh, NH3, dsb. Proses uji protein ini sendiri ada tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi (Sudarmadji, 2007).

3. Uji Maillard atau Uji “Ke-gurih-an
Kamu juga dapat menguji apakah makanan di rumah mengandung protein/tidak dengan cara uji Maillard atau uji ke-gurih-an. Makanan-makanan yang diduga mengandung protein, jika dimasak dengan suhu tinggi, yaitu dengan menggoreng, memanggang, atau membakar (suhunya lebih dari 100C) makanan tersebut rasanya akan gosong dan gurih.
Contoh: ayam bakar, telur goreng, sate, cookies, rasanya gurih dan enak karena ada kandungan protein di dalam makanan tersebut dan dimasak dengan suhu tinggi.
Gambar:  Ayam Bakar dan Telur goreng
Gambar: Nastar
(Sumber: koleksi pribadi)
Nastar juga enak karena mengandung protein (dari telur dan susu) dan dioven. Coba kalau nastar di kukus, enak nggak?
Berbeda dengan protein, makanan yang banyak mengandung karbohidrat, jika dimasak dengan suhu tinggi, tidak akan menyebabkan gurih, tapi menyebabkan gosong dan ber-karamel
Gambar: Karamelisasi
jadi bisa membedakan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat dengan cara memasak kan?

4. Uji “Mak Comblang”
Kamu juga dapat mengetahui apakah makanan kamu sumber protein atau tidak, dengan cara “men-comblangkan” makanan kamu yang diduga mengandung protein dengan air dan minyak. Kamu tahu kan, minyak dan air tidak bisa bersatu, kaya kamu dengan mantan kamu (#Eh?:P)
Gambar: minyak dan air & gambar kamu dg mantan

Protein memiliki dua gugus, yaitu hidrofilik (hydrophilic) dan hidrofobik (hydrophobic). Gugus hidrofilik akan mengikat air, sedangkan gugus hidrofobik akan mengikat minyak atau lemak.
Gambar: Bagian protein hidrofilik dan hidrofobik

Nah, kedua gugus pada protein inilah yang dapat menyatukan air dengan minyak, kaya mak-comblang atau Pak penghulu nanti, kalau kamu sudah dewasa dan menikah dengan seseorang, penghulu akan menyatukan kamu dengan keksihmu (#Eaaa...:P)
Gambar: Penyatuan minyak dan air oleh lesitin kedelai & penghulu perinikahan

Contohnya, ketika kamu bikin adonan roti, air es dan margarin tidak akan menyatu, tapi ketika kamu menambahkan telur atau susu, bahan tersebut dapat menyatukan air es dan margarin. Berarti di sini, telur dan susu mengandung protein. Paham ya?
Gambar: Adonan kue, margarin, air, dan kuning telur

Gambar, “Hei, aku adalah sumber protein, karena dapat menyatukan air dengan minyak”

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji, S. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

7 FAKTA PROTEIN DAN KAITANNYA DENGAN COVID-19 #EDISI 2

141

Masih menanjutkan pelajaran kita tentang protein kemarin ya, tapi kali ini kita kaitkan dengan COVID-19.
1. Tubuh kita sebagian besar tersusun atas protein
Kebanyakan dari kamu mungkin bertanya, dimana sih Bu, letak protein di dalam tubuh kita (manusia)? Protein itu terdapat di dalam setiap sel, dan sel itu ada di seluruh tubuh kita karena sel merupakan penyusun tubuh kita (dan makhluk hidup lain, seperti hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, bahkan virus). Perhatikan gambar berikut:
Gambar (a) manusia dan (b) sel.
Dari gambar di atas, diketahui protein itu tersebar dimana-mana di dalam tubuh kita. Di dalam inti sel (nukleus), di membran sel, di mitokondria, di cairan sel (sitoplasma), di badan golgi dll.
2. Protein berfungsi sebagai pembangun tubuh
Karena protein tersebar di dalam tubuh, kita butuh asupan protein setiap hari untuk mengganti protein-protein yang rusak. Protein yang kita makan, berfungsi untuk mengganti enzim yang rusak, mengganti hormon yang rusak, mengganti otot yang rusak, dan mengganti sel-sel yang rusak, oleh karena itulah, protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh
Protein pembangun tubuh
Gambar protein sebagai pembangun (a) otot dan b (rambut)
3. Protein berfungsi sebagai sumber energi, jika karbohidrat tidak ada.
Kamu mungkin bertanya, “Bu, kita makan protein tiap hari, apakah mungkin protein tersebut diubah menjadi tenaga?”. Jawabannya, ya, bisa. Selain sebagai pembangun tubuh, protein juga berfungsi sebagai sumber tenaga, jika tidak ada karbohidrat. Perhatikan alur perombakan protein menjadi tenaga berikut: ATP merupakan satuan energi yang digunakan sebagai tenaga di dalam tubuh manusia
Gambar: Jalur protein sumber tenaga
4. kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit Kwashiorkor dan Marasmus
Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan protein. Ciri-cirinya:
-Pembengkakan di bagian bawah kulit (Oedema), akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh
-Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung.
-Ruam atau dermatitis.
-Mudah marah.
-Kelelahan dan mengantuk.
-Gangguan tumbuh kembang.
-Perut membesar.
-Infeksi yang terjadi terus menerus, akibat lemahnya kekebalan tubuh.
-Kuku pecah dan rapuh.
-Berubahnya pigmen kulit.
-Penurunan massa otot.
-Berat dan tinggi badan tidak bertambah.

Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Ciri-cirinya:
-Kekurangan berat badan.
-Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak.
-Pertumbuhan terhambat.
-Kulit kering dan rambut rapuh.
-Terlihat lebih tua dari usianya.
-Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu.
-Wajah menjadi bulat seperti orang tua.
5. Protein juga penyusun virus SARS-CoV-2
COVID-19 merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian tubuh virus juga tersusun dari protein lho. Berikut gambar virus dan proteinnya:
Virus
Gambar: virus SARS-CoV-2
6. Proses pembuatan protein virus (termasuk SARS-CoV-2) hanya dapat dilakukan di dalam sel makhluk hidup lain
Meskipun virus memiliki protein, virus itu tidak bisa membuat sendiri proteinnya. Untuk dapat membuat protein yang diperlukannya, dia harus pinjam “mesin pembuat protein” dari makhluk hidup lain, contohnya dari tumbuhan, manusia, hewan, bakteri, dan sebagainya.
Perhatikan gambar berikut:
Pada gambar di bawah ini, prosesnya sebagai berikut:
1. virus akan menempel di permukaan dan masuk ke dalam sel
2. virus akan "meminjam mesin pembuat protein" yang ada pada sel, seperti inti sel (nukleus), mitokondria, kompleks golgi, dsb, untuk membuat protein virus itu sendiri.
3. setelah pembentukkan protein selesai, virus akan merakit protein tersebut dan membuat tubuh-tubuh virus baru, dan keluar dari sel yang "ditumpanginya"
Gambar: Pembuatan protein (Sintesis protein) pada virus
(sumber: http://jtd.amegroups.com/article/view/1209/html dalam Fibriani, dkk., 2020)
7. Protein dapat dibuat antibodi, zat yang dapat melawan virus
Meskipun virus menyerang sel dan merusaknya, namun jangan khawatir, Di dalam tubuh, sel punya perlindungan alami dengan membentuk antibodi. Antibodi adalah protein berbentuk Y yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh (Handayani, 2020). Tubuh mempunyai kemampuan untuk membentuk antibodi yang berfungsi untuk memerangi virus. Perhatikan gambar Y yang saya lingkari merah berikut!
Pada gambar berikut, protein-protein yang berbentuk huruf Y mengikat dan melumpuhkan virus. Untuk dapat membuat antibodi, kita harus mengkonsumsi sumber protein dan makanan-makanan lain yang bergizi dalam jumlah tepat dan seimbang.
Gambar: Antibodi

Sumber pustaka:
Anonim. 2018. Kwashiorkor. =https://www.google.com/amp/s/artikel867913207.wordpress.com/2018/01/24/kekurangan-gizi-di-asmat-lengkap/amp/
Anonim. 2020. Antibodi. Antibodi: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQLNYdNy1lAtLXu86C31jn_JChmS-ZBNpQnoqrpyp7JudHPm2sb&usqp=CAU
Adrian, K. 2018. Kwashiorkor dan Marasmus, Malanutrisi yang Mengancam Nyawa- Alodokter. Diunduh dari: https://www.alodokter.com/kwashiorkor-dan-marasmus-malnutrisi-yang-mengancam-nyawa tanggal 06 April 2020
Fibriani, A., Ernawati G.R., Husna N.P., 2020. Intorduction to Novel Corona Virus (2019-nCoV) Infection. Seminar dan Talkshow. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayatai-Institut Teknologi Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Handayani, I. 2020. Antibodi, Perlindungan Terbaik Hadapi Ancaman Virus Korona. Investor: https://investor.id/lifestyle/antibodi-perlindungan-terbaik-hadapi-ancaman-virus-korona
 

Popular Posts